Biasanya adaptasi Hollywood terhadap materi
yang berasal dari luar Amerika seperti komik dan novel dari Jepang atau
Korea tidak pernah memuaskan. Kekecewaan tersebut seringkali karena
terjadinya perubahan signifikan dalam film yang justru mengurangi
kekuatan utama dari sumber cerita tersebut.
Karena itulah saat mendengar Hollywood akan mengadaptasi All You Need is
Kill, sebuah light novel (novel Jepang yang mengambil target pasar para
remaja) karya Hiroshi Sakurazaka tidak begitu tertarik. Meskipun punya
dasar cerita yang cukup menarik yakni tentang seorang prajurit yang
terbunuh di medan perang hanya untuk hidup kembali secara terus menerus
dan mengulangi peperangan yang sama serta kehadiran berbagai nama besar
mulai dari Tom Cruise, Emily Blunt, Bill Paxton dan Brendan Gleeson.
Film ini juga disutradarai oleh Doug Liman (
The Bourne Identity,
Mr & Mrs. Smith,
Jumper) dan mempunyai Christopher McQuarrie (
The Usual Suspects,
The Wolverine)
sebagai salah satu penulis naskahnya. Sedari pembukanya kita sudah
langsung diajak melihat kondisi masa depan dimana Bumi tengah berada
dalam ancaman kehancuran akibat kedatangan ras alien bernama Mimic yang
berhasil menghancurkan banyak tempat dan membunuh banyak manusia.
Namun disaat harapan seolah sudah menghilang bagi umat manusia, pasukan
militer Bumi pada akhirnya berhasil meraih satu kemenangan dalam sebuah
pertempuran setelah rangkaian kekalahan yang dialami. Kemenangan itu
berhail diraih berkat penggunaan baju mesin tempur yang membuat para
tentara bisa memiliki kekuatan luar biasa lengkap dengan persenjataan
berat.
Kehadiran Rita Vrataski (Emily Blunt) yang sanggup membunuh ratusan
mimics dalam satu kali pertempuran juga menjadikannya simbol peperangan
dan memberikan harapan baru bagi umat manusia. Disisi lain, ada Mayor
William Cage (Tom Cruise) yang selama ini bertugas untuk mempromosikan
peperangan tersebut guna menarik dukungan masyarakat. Tapi diluar
dugaan, pada sebuah pertempuran vital ia "dipaksa" oleh Jenderal Brigham
(Brendan Gleeson) untuk terjun langsung ke baris depan peperangan.
Cage yang belum pernah mendapat latihan dasar militer apalagi terjun ke
medan perang tentu saja tidak bisa berbuat banyak melawan para alien
tersebut meski telah memakai baju perang yang canggih. Tidak butuh waktu
lama sampai akhirnya ia terbunuh meski sempat menghabisi salah satu
alien. Yang mengejutkan, Cage terbangun kembali pada waktu beberapa jam
sebelum peperangan terjadi. Hal itu kemudian terjadi secara
berulang-ulang dan bagi Cage itu menjadi latihan yang terus membuatnya
lebih baik dalam medan perang. Dengan bantuan Rita, Cage kini berusaha
mencari cara untuk meraih kemenangan dalam peperangan tersebut.
Sebenarnya Edge of Tomorrow dimulai dengan tidak terlalu meyakinkan.
Narasi dengan gaya realistis yang membuka film ini terkesan numpang
lewat saja. Narasi pembuka macam ini seharusnya bisa menghadirkan kesan
realistis dan membuat penonton ikut merasakan bagaimana mengerikan atau
kacaunya situasi saat itu (salah satu contoh yang berhasil adalah
pembukaan
Pacific Rim),
tapi film ini gagal menghadirkan kesan tersebut. Alurnya masih belum
begitu menarik setelah filmnya berjalan beberapa saat meskipun harus
diakui melihat Tom Cruise yang tidak berperan sebagai tough guy (pada
awal hingga pertengahan film) cukup menyenangkan dan menyegarkan.
Yang tidak terlalu tahu banyak tentang film ini sebelum menontonnya pun
cukup terkejut melihat bagaimana sosok William Cage lebih tepat disebut
sebagai pengecut pada saat filmnya dimulai, dan Cruise sanggup
memerankan semua itu dengan baik dan mengingatkan kita bahwa dia adalah
aktor bagus yang tidak hanya ahli memainkan adegan aksi. Tapi semuanya
jadi terasa semakin menarik saat Cage menemui ajalnya untuk pertama
kali. Bisa dibilang saat itu Edge of Tomorrow sudah selesai dengan
segala basa-basinya dan sudah mulai tancap gas. Momen setelah itu
semakin terasa menarik saat Cage semakin banyak menemui ajalnya.
Salah satu daya tarik utamanya adalah bagaimana Doug Liman sanggup
mengemas segala repetisi tersebut dengan begitu menarik dan tidak hanya
mengulangi apa yang sudah terjadi. Setiap kematian yang dialami Cage pun
terasa "menyenangkan" untuk dilihat berkat berbagai macam cara berbeda
yang digunakan. Kita selalu dibuat penasaran untuk menunggu akan seperti
apa kematian Cage yang berikutnya. Belum lagi ditambah dengan sentuhan
komedi yang sering muncul dan diluar dugaan sangat efektif memancing
tawa penonton. Komedinya berjalan baik berkat timing sesuai dari Doug
Liman serta pembawaan yang pas dari Tom Cruise. Ya, disini Cruise tidak
hanya harus menjadi sosok pengecut di awal film tapi juga seringkali
terkesan bodoh dengan segala kelakuannya apalagi saat dia masih belum
terlatih dan harus dipaksa menghadapi segala jenis kematian. Komedinya
berjalan tanpa dipaksakan, karakter Cage bisa terlihat lucu bahkan bodoh
juga tanpa harus dibuat-buat, timing komedinya pun tidak hanya sesuai
tapi juga seringkali mengejutkan. Semuanya semakin terasa menarik
setelah karakter Rita mulai banyak terlibat.
Tidak hanya berkat kehebatan Emily Blunt memerankan sosok wanita
perkasa, tapi juga interaksi yang ia bangun dengan Tom Cruise selalu
menyenangkan. Rita yang keras dan Cage yang awalnya bodoh nyatanya
sanggup menciptakan interaksi yang menyenangkan untuk dilihat. Berkat
chemistry kuat antara Cruise dan Blunt, kita akan bisa merasakan sebuah
hubungan yang simpatik diantara keduanya dan menciptakan sebuah kisah
romansa yang mengalir secara perlahan dan natural. Terkadang kisah cinta
dalam film aksi seperti ini muncul dengan dipaksakan, dan tanpa
berhasil membuat ikatan yang kuat pada penonton untuk bisa bersimpatik
pada keduanya. Tapi Edge of Tomorrow berhasil melakukan itu dan membuat
kita akan menyukai hubungan Cage dan Rita.
Lalu jika bicara tentang adegan peperangannya memang diluar dugaan tidak
terlalu banyak yang hadir, tapi berkat eksekusi yang baik dan efek CGI
yang terlihat begitu menyatu kuantitas yang tidak terlalu banyak itu
berhasil ditutupi oleh kualitasnya. Yang disayangkan adalah para J-Squad
yang kemunculannya di bagian ini tersia-siakan. Overall ini adalah
sebuah tontonan yang diluar dugaan amat menyenangkan dan salah satu
blockbuster terbaik tahun ini.
Sumber,